TRADISI SHOLAWATAN SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI MASYARAKAT LENTENG BARAT SUMENEP
Manifestasi Dakwah dan Silaturrahmi
DOI:
https://doi.org/10.52185/kariman.v4i2.73Keywords:
Tradisi, Sholawatan, Media Komunikasi, Dakawah, SilaturrahmiAbstract
Tradisi sholawatan merupakan tradisi nenek moyang yang diwariskan turun temurun dari generasi kegenerasi. Tradisi shalawatan adalah pertemuan dua arus yaitu tradisi Islam (ajaran membaca shalawat) dan tradisi setempat yaitu tradisi guyub yang merupakan ciri masyarkat Madura. Secara umum masyarakat desa atau masyarakat agraris adalah masyarakat guyup yang diikat oleh tali tradisi setempat. Tradisi setempat di manapun merupakan artikulasi dari nilai-nilai yang diyakininya yang menyejarah yang pada akhirnya membentuk sosial order atau ketraturan sosial. Demikian juga masyarakat Lenteng Barat Sumenep yang secara georafis berada di Pedalaman, tapi mereka mampu menafsirkan universalitas Islam (yang berupa ajaran dakwah dan silarurrahmi) dengan lokalitas yang bernama tradisi kompolan shalawatan. Tradisi kompolan sholawatan merupakan perwujudan dakwah dan silaturrahmi antar warga, karena dalam tradisi sholawatan ini ajaran dan syariat Islam dapat tersampaikan. Selain itu dalam tradisi shalawatan ini juga terjadi silaturrahmi antar warga. Silaturrahmi bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja karena sudah menjadi tradisi bagi mereka.